Minggu, 02 Februari 2014

Rumah Tuan Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer.

Sudah lama sekali nama itu terdengar di Bumi Indonesia. Seorang penulis satra yang di buang ke Buru.
Karyanya sudah beredar ke segala penjuru dunia. Pejuang satra Indonesia yg selain bukunya dibaca, juga dibakar oleh manusia-manusia tak berjiwa.

Jodoh. Jodoh itu datang ketika di perjalanan dari Cepu menuju Lasem, kemudian seorang teman berkata.
"Nanti kita akan lewat Blora, mau mampir di rumah Pramoedya??"


Seorang perempuan yang duduk di belakang mobil avanza kemudian berteriak dengan sekuat tenaga, "MAU!!!!" jeritnya. Ya perempuan yg sekarang bercerita. Bercerita tentang betapa dahaga akan sastra disiram oleh sebuah tempat. Tempat dimana idola yang tidak biasa pernah tinggal dan tutup usia.

Didepan Rumah Pramoedya

Beberapa gambar yg terpampang termasuk sampul buku "Panggil Aku Kartini Saja"

Poster Pada Jamannya

Perpustakaan kecil yg sekarang dikelola oleh adiknya

Tempat Tidur Tuan Pram


Untuk gambar terakhir, sang adik bercerita itu tempat tidur Pramoedya, di tempat itu pula beliau menghembuskan nafas terakhir. Tapi setelah di cek di Wikipedia, Pramoedya wafat di rumahnya daerah Utan Kayu jakarta Timur. Mengapa adiknya bercerita demikian? entahlah mungkin agar pengunjung yg datang bisa merasakan sedikit drama dari tempat itu :).

Tuan Pram tidak selalu harum namanya di dunia sastra Indonesia. ada beberapa kontroversi mengenai ketegasan dan kekejaman dia sebagai tokoh Lekra. Berikut kutipan dari Wikipedia:

"Pramoedya yang dituding sebagai "jubir sekaligus algojo Lekra paling galak, menghantam, menggasak, membantai dan mengganyang" pada masa demokrasi terpimpin, tidak pantas diberikan hadiah dan menuntut pencabutan penghargaan yang dianugerahkan kepada Pramoedya."


Itulah Pramoedya dari pandangan seorang perempuan yg duduk di kursi belakang Avanza, yg berjodoh mampir di Blora menuju Lasem.


Sekian.

Tidak ada komentar: