Rabu, 21 Mei 2008

InaLilahi wa ina ilaihi rojiun

Tubuhnya renta. Uzur dan sakit-sakitan. Ia merasa dilupakan.

Foto: Liza Desylanhi

Tubuhnya yang renta terkulai di tempat tidur. Wajahnya yang pucat memancarkan kepolosan. Sesekali perempuan mungil ini meringis, mengeluhkan perutnya yang sakit. Inilah sosok terkini Soerastri Karma Trimurti, wartawan tiga zaman dan istri dari Sayuti Melik (tokoh terkenal pengetik naskah otentik Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945).

Baru seminggu ini SK Trimurti pulang, setelah dirawat tiga minggu di Metropolitan Medical Center, Jakarta. Ia mengalami infeksi paru-paru. Penyakit itu membuatnya tidak bisa lancar berkomunikasi. Kondisi kejiwaannya juga tidak pasti. Kadang-kadang ceria, namun bisa tiba-tiba murung. Kala sedang ceria, SK Trimurti menyanyikan lagu-lagu Belanda. Jika sedang murung ia malas bicara.

Perempuan kelahiran Surakarta 11 Mei 1912 ini bukan hanya dikenal sebagai jurnalis. Ia juga terlibat perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. SK Trimurti juga pernah menjadi menteri perburuhan dalam kabinet Amir Sjarifuddin pada awal kemerdekaan. Dialah perempuan Indonesia pertama yang menjadi menteri.

Tulisannya yang kritis pernah mengirimkannya ke penjara dari tahun 1939 hingga 1943. Padahal saat itu beliau tengah hamil. Perempuan mungil ini tetap tegar melahirkan dan menyusui anak di penjara. Semua itu itu tak membuatnya jera menulis. "Kan memang menulis salah satu alat perjuangan zaman itu,” katanya.

Untuk menghindari jeratan delik pers, Soerastri pun memakai nama samaran. Ia memilih nama Karma dan Trimurti. Karena itu orang lebih mengenal nama samarannya dibanding nama aslinya.

Ayahnya, Salim Banjaransari Mangunsuromo, pamongpraja Kraton Surakarta, seorang pejuang. Banyak pemuda yang menggunakan rumahnya untuk rapat. Karena sering menguping saat pemuda-pemuda rapat di rumahnya, Soerastri kecil menjadi tertarik dunia politik.

Setelah dewasa, Soerastri masuk Partai Indonesia. Padahal saat itu dia bekerja sebagai guru pegawai negeri Belanda. Karena hatinya lebih condong ke bangsanya, dia mengundurkan diri dari pegawai negeri.

SK Trimurti hijrah ke Bandung, kantor pusat Partindo. Di Kota Kembang ia tinggal di rumah Inggit Ganarsih, istri pertama Soekarno. Di kota ini ia bekerja sebagai guru di Perguruan Rakyat. Namun Soekarno mendesaknya agar mau menulis untuk majalah Pikiran Rakyat.

Foto: Istimewa
Perempuan bertubuh mungil ini punya sikap keras. Dia protes saat tahu Soekarno melakukan poligami. Walaupun protes itu dilakukan secara halus, rupanya Soekarno tidak terima. Bagi SK Trimurti, poligami tidak adil bagi perempuan. "Saya di-jothak (didiamkan) Bung Karno, karena memprotes poligami."

Biaya pengobatan SK Trimurti diperoleh dari bantuan rekan-rekannya. Heru Baskoro, satu-satunya anak yang masih hidup, tinggal di Amerika Serikat sebagai akuntan. Rumahnya di Jalan Kramat Lontar terpaksa dijual, walau sebenarnya menyimpan banyak kenangan. Apa daya, gaji Heru tidak mencukupi untuk membiayai pengobatan sang ibu yang mencapai ratusan juta rupiah.

Kini SK Trimurti tinggal di Taman Galaxy, Kalimalang, Bekasi. Di tempat ini ia ditemani pembantunya, Sainah, dan Echa, kucing kesayangannya.

Heru sebenarnya ingin menemani sang ibu di Indonesia. Namun umurnya yang sudah berkepala lima menghalang-halanginya mendapat pekerjaan di tanah air. Ia terpaksa meninggalkan ibunya di rumah. SK Trimurti pun harus berteman sepi, menghabiskan sisa hidupnya jauh dari anak dan cucu.

Kini SK Trimurti melewati masa tua dalam sepi. Rekan-rekan seperjuangannya sudah meninggal dunia. Dia terpisah dari anak dan cucu. Negara pun sudah melupakannya. Dia kerap melontarkan tanya, "Kok ndak ada yang nengok?"
(sumber:Voice of Human Right)

hiks,, hiks,,, selamat jalan wahai pejuang wanita kami,,,,

Sabtu, 10 Mei 2008

wHat tHe HeLL!!!!!!

siang itu di kantor tepatnya tapi lupa nih hari apa dan tanggal berapa abis telat banget nih postingnya,,, ya g lama2 banget sih kira2 minggu kemaren lah,, soalnya efeknya masih ada dikit ampe sekarang,,, ampe mana tadi ?? o iya, siang itu di kantor. terus pantat rasanya g enak abis itu pengen pipis and langsung ke toilet, thank's good toilet kantor terasa menyenangkan dan bikin betah, tapi itu g penting yang paling penting adalah ketika membersihkan diri dan megang pantat (sensor nih harusnya) kerasa nyuuuuuutttttttttttttt,,,,,, mampus! dengan sigapnya gue langsung mencari posisi buat liat p#nt#t(nyoba nyensor nih) dan ternyata O MY GOOD!!! PANTAT gue Lecet!!! keringet dingin mulai ngucur tapi bukan dari pantat tapi dari kepala gue tanda stess!!! nah gue baru inget kalo hari itu hari jumat. dengan wajah sedih gue keluar toilet dan mencoba meneruskan pekerjaan,, nyampe kosan gue masih cuek, mencoba untuk tidak memikirkan pantat gue. malemya OMG gua g bisa tidur!!!! pantat gw nyut2tan!!! Panaaasssssssss!!!! sejenak gue berdoa "ya allah salah apa hambamu ini sehingga diberikan lecet yg tidak pada tempatnya dan sakitnya RUAAAARRRR biasaaaaaa,,," (kalo kaya gini baru deh inget tuhan) tapi akhirnya gue bisa juga tidur,, besoknya langsung lapor sama madam (ema gue maksudnya).

kiki : "mah, pantat sakit nih lecet trus bintil2 g jelas kayanya alergi deh,,"
madam :"kenapa atuh, ko bisa trus diobatin make naon (pake apa in indonesia)??"
kiki : "belum, soalnya g tau. tapi kayanya pake pembalut g cocok deh"
madam :"aduh kumaha atuh ganti atuh pembalutna, kumaha nanti kalo berbekas malu atuh"
(in indonesia: aduh gimana donk ganti donk pembalutnya gimana nanti kalo berbekas kan malu)
kiki : "mah, ini kan di pantat, mana ada orang yang liat!!!!"
madam :" o iya, pake salep garamicin aja"
kiki :"kalo pake garamicin nanti sembuh trus g perih lagi kan mah"
madam :"bukan,, tapi nanti jd g berbekas pantat km jd mulus"
kiki :"maaamaaaa!!!!"

akhirnya setelah tidak mendapatkan solusi dari ibunda, eikeu memutuskan untuk menelpon si atie (sang sohib). setelah melakukan perbincangan yang panjang, akhirnya si atie menyarankan untuk pake caladine cair. besoknya dicoba dan ALHAMDULILAH setelah 3 ampe 4 hari SEMBUH,, tapi itupun serasa melewati 2 abad (saking sebelnya). pengennya postingnya di kasih gambar, tapi setelah melewati perhelatan batin rasanya anonoh kalo majang Foto pantat,, hehehe,,,