Didengarkan atau Mendengarkan??

Didengarkan atau Mendengarkan....

haahhhh kenapa tiba-tiba pengen nulis tentang ini ya *efek obat flu*

tadinya mau posting tentang perjalanan ke Dieng kemarin. tapi ya namanya juga blog pribadi, isinya ngaco. terserah gw dong ya mau nulis yang mana dulu. hahaa

Ok kembali kepada Didengarkan dan Mendengarkan....

Sebelumnya banyak orang yg bahas, cerita, curhat dengan hal-hal yang berhubungan dengan issue ini. eh pantes ga sih disebut issue? whatever. Sebelumnya masih tidak terlalu aware sama hal ini. cuma semakin hari semakin sensitif dan merasakan teman-teman di sekitar kita yang mana mereka adalah pendengar yang baik dan mana yang pencurhat yang hmmmmm (masa ada pencurhat yg baik) xixixi. Sebut saja pembagi cerita (tanpa embel-embel baik atau buruk) atau pendengar yang buruk.

Berdasarkan pengalaman pribadi, ketika kita berusaha menjadi pendengar yang baik mendengarkan setiap detail cerita dengan khusu dan mecoba ikut dalam alur semua drama yg diceritakan, aktive bertanya jika tidak mengerti (ini dengerin curhat apa kuliah ya). Nah dengan semua effort yang kita berikan untuk si pencurhat kemudian giliran kita yg siap menumpahkan keluh kesah dan ternyata hanya di dengar seadanya, kadang dipotong kembali oleh cerita si pencurhat, bagaimana perasaan anda? ZONK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

So unfair right? tapi itu pasti akan sesekali terjadi di hidup kita. Tadinya gw selalu sebel dan ambil pusing dengan ketidakadilan yang ada *drama*. tapi seiring dengan berambahnya usia dan bertambahnya kedewasaan gw ini *muntah* maka rasanya malas dan buang-buang energi kalo diambil pusing. Akhirnya ya sudah dibuat simple saja. Jadi pendengar yang baik untuk si pencerita, dan bercerita pada pendengar yang baik. that's it. simple. win win solution. Nah kalo si bukan pendengar yg baik ini tetep minta diceritain tentang masalah kita SODORIN 'EEK GAJAH DEPAN MUKANYA!!!!