Siang itu langit tersadar. Ada yang tidak sama dalam hidupnya.
Siang ini langit kosong. Tidak ada awan yang biasa mengisi hari-harinya.
Awan yang bejalan kesana kemari. Yang senang berubah bentuk. Kadang menjadi indah. Kadang murung menjadi abu. Kadang menghitam murka.
Siang ini, sore ini, hari ini awan tidak muncul.
Langit tidak sadar, kemarin awan sedikit demi sedikit mulai menghilang menjauh meninggalkannya.
Langit begitu polos. Dia pikir awan hanya berulah.
“Awan adalah awan, mungkin dia sedang ingin menari mengikuti hatinya.”
Itu yang selalu berada dalam benak dan hatinya yang tulus kepada awan.
Akan tetapi, siang itu, sore itu, hari itu. Awan pergi. Langit sepi.
Jakarta, 29 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar